Server Side Scripting adalah : Pengertian dan Fungsinya

sumber gambar : appkey.id

Teknologi website telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Awalnya kebanyakan website memiliki tampilan yang sederhana dan hanya menampilkan informasi secara statis, dengan kata lain selalu sama dan jarang berubah. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan, setiap pengguna bisa memiliki dan memerlukan informasi yang berbeda-beda.

Website pun dirancang agar lebih dinamis, menyesuaikan informasi yang akan diberikan sesuai dengan profil pengguna. Misalnya, informasi yang diberikan untuk pengguna di wilayah A akan berbeda dengan informasi untuk pengguna di wilayah B.

Rekomendasi untuk pengguna yang sebelumnya mencari tentang barang C juga berbeda dengan yang mencari barang D. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Ternyata, website saat ini banyak sekali yang menggunakan suatu metode yang disebut server side scripting. Apa itu? Bagaimana cara kerjanya dan apa saja kegunaannya? Artikel ini akan fokus membahasnya, jadi yuk disimak!

sumber gambar : appkey.id

Server side scripting adalah cara untuk memproses permintaan dari pengunjung suatu situs dengan melibatkan web server. Dalam mengakses layanan web, biasanya pengunjung akan menggunakan peramban web (web browser). Web browser selanjutnya berkomunikasi ke server web menggunakan HyperText Transfer Protocol (HTTP) sebagai perantaranya.

Saat Anda mengklik suatu tautan pada situs web, mengirimkan formulir, atau mengetikkan sesuatu untuk melakukan pencarian, browser akan mengirimkan HTTP request ke server tujuan. Request itu akan berisi informasi tentang URL untuk mengidentifikasi alamat tujuan, perintah untuk melakukan apa yang diminta pengunjung sebagai client (misalnya mendapatkan/GET, menempatkan/POST atau menghapus data), dan bisa juga berisi informasi lain yang ditambahkan ke parameter URL atau yang disimpan pada cookies dari website tersebut.

Web server akan memproses pesan request dari client dan memberi balasan ke web browser berupa kode HTTP response, yang berisi status apakah permintaan berhasil diproses atau gagal; jika permintaan sukses diproses, pesan akan berbunyi “HTTP/1.1 200 OK”. Pesan respon yang berhasil akan disertai body berisi informasi yang diminta, misalnya halaman web baru atau gambar. Informasi inilah yang selanjutnya dimunculkan di web browser pengunjung.

Semua website, baik website statis ataupun website dinamis sebenarnya menggunakan pemrosesan server-side ini. Cara kerjanya sama, namun ada perbedaan yang mencolok dari keduanya. Lantas, apa bedanya pemrosesan server side scripting pada website biasa dengan website dinamis?

sumber gambar : semangatanakti.blogspot.com

Server-side scripting pada website statis

Pada website statis, web server berisi file yang sama ke seluruh pengunjung. Saat pengunjung atau client membuka halaman demi halaman di website, web browser akan mengirim permintaan HTTP “GET” untuk meminta halaman tujuan. Kemudian permintaan diproses di web server.

Jika halaman yang diminta oleh client ditemukan, server membalas dengan pesan kode HTTP Response 200 OK dan memberikan halaman yang diminta. Namun jika server tidak dapat menemukan halaman tersebut, ia akan membalas dengan kode HTTP response lainnya. Kode yang paling dikenal biasanya adalah 404 Not Found jika halaman tidak ditemukan atau 502 Bad Gateway jika server tidak memberikan respon yang valid.

Server-side scripting pada website dinamis

Pada website yang dinamis, sebagian konten di body yang disertakan pada pesan respon hanya akan dihasilkan jika diperlukan. Penyimpanan konten dan pembuatan halaman baru pada website akan lebih efisien karena tidak perlu membuat halaman baru untuk setiap data, melainkan hanya perlu membuat satu template halaman HTML yang nantinya akan diisi data yang diambil dari database.

Nantinya server akan tahu data mana yang perlu dimunculkan dengan melihat URL yang ditambahkan parameter yakni data yang diminta oleh pengunjung, atau dengan melihat data dari pengunjung yang tersimpan pada website. Koding/algoritma untuk memproses permintaan ini harus disimpan di sisi server, istilah lainnya adalah “server-side programming” (atau “back-end scripting”).

Mekanismenya memiliki persamaan dengan server-side scripting pada website statis, yaitu browser mengirim HTTP request ke server, kemudian server memproses permintaan dan mengembalikan HTTP response yang sesuai. Request untuk konten statis (seperti gambar, CSS, atau file lainnya yang tidak berubah-ubah) juga ditangani dengan cara yang sama.

Namun request untuk konten dinamis akan diolah dengan algoritma khusus di server (server-side code), kemudian server akan memeriksa request, lalu memberikan informasi dari database sesuai request tersebut. Informasi ini lalu digabungkan dengan template HTML, baru kemudian server merespon dengan memberikan hasil penggabungan HTML dengan informasi tadi.

Algoritma atau kode yang terdapat di server tidak dapat dilihat oleh pengguna secara bebas. Jika pengguna menginspeksi elemen di halaman web, ia hanya akan melihat kode yang merupakan client-side scripting yang mengatur bagaimana halaman tersebut harusnya dimunculkan sesuai dengan perangkat dan web browser yang digunakan pengguna.

sumber gambar : devaradise.com

Mengapa menggunakan server side scripting?

Di tengah banyaknya data yang dimiliki pengguna saat ini, server side scripting dapat membuat penanganan semua data menjadi mudah. Beberapa alasan menggunakan server side scripting adalah:

1. Lebih efisien dalam penyimpanan dan penyajian informasi

Layanan-layanan di dunia maya seperti media sosial dan toko online pastinya harus menyimpan banyak data setiap hari. Bayangkan jika setiap ada postingan baru dari pengguna media sosial atau setiap ada produk baru yang ditambahkan ke toko online, harus dibuat halaman khusus untuk setiap postingan atau produk.

Server side scripting adalah mekanisme yang dapat membuat proses ini menjadi lebih praktis. Kita hanya perlu menyiapkan suatu template HTML setengah jadi untuk menampilkan informasi. Lalu saat menerima request, server tinggal mengambil data dari database untuk merampungkan HTML tersebut. Ini menjadikan penyimpanan data lebih efisien dan proses berjalan lebih cepat. Tidak hanya dalam pengambilan data, server-side scripting juga sangat bisa dimanfaatkan untuk fungsi lainnya, seperti pencarian dalam website.

2. Pengalaman unik di setiap pengguna

Server dapat dimanfaatkan untuk menyimpan profil pengguna. Setiap pengguna memiliki profil berbeda-beda, mulai dari perangkat yang mereka gunakan, sampai ke data pribadi seperti negara asal, usia, dan jenis kelamin. Server side scripting memastikan setiap pengguna mendapatkan informasi yang cocok dengan keadaan mereka.

3. Analisis data pengguna lebih baik

Data pengguna yang disimpan pada server juga dapat memberikan analisis yang lebih detail untuk suatu website. Layanan website tersebut dapat mengumpulkan informasi seperti hal apa yang sedang banyak dicari, berapa lama pengguna mengakses layanan, dan apa saja fitur yang ia akses.

4. Dapat mengendalikan akses konten ke pengguna

Server-side scripting juga memungkinkan website untuk menetapkan apa saja konten yang dapat diakses oleh publik dan mana konten yang hanya bisa dibuka oleh yang berkepentingan.

Misalnya, suatu media sosial memungkinkan penggunanya untuk ‘mengusir’ konten yang tidak ingin mereka lihat di halaman utama mereka. Preferensi konten ini akan berbeda dan disesuaikan pada setiap pengguna.

5. Dapat menyimpan informasi sesi pengguna

Server-side scripting juga memungkinkan penggunaan session atau sesi, yaitu pemanfaatan server untuk menyimpan informasi pengguna agar kemudian dapat memberikan informasi yang sesuai untuknya.

Contohnya, permainan online dapat menyimpan level yang selesai dimainkan oleh pengguna sebelum ia menutup permainan tersebut, sehingga pengguna dapat melanjutkannya di lain waktu.

Contoh lainnya yaitu suatu layanan akan menyimpan informasi mana pengguna yang sudah berlangganan dan mana yang belum, sehingga layanan tersebut dapat memberikan akses penuh pada fitur-fitur yang ada hanya kepada pengguna yang sudah berlangganan.

6. Dapat memberikan notifikasi ke pengguna

Website dinamis (yang pastinya menggunakan server-side scripting) mampu melakukan aksi tambahan sembari membalas respon ke web browser, misalnya memberikan notifikasi pada pengguna. Notifikasi yang diberikan seperti pembaruan produk lewat e-mail, pemberitahuan aktivitas lewat SMS, atau pemberitahuan bahwa database akan segera penuh.

sumber gambar : nesabamedia.com

Baca artikel lainnya di – aksaralab.com

sumber : appkey.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *